Life is never flat, seperti itulah kalimat yang sering kita dengar. Life is never flat berarti bahwa hidup ini memang nggak akan pernah datar, bisa saja penuh dengan gelombang pemasalahan. Hidup ini nggak sehalus jalan tol, bisa saja terjal penuh dengan ujian. Tapi meskipun hidup ini penuh dengan ujian, bukan berarti bahwa hidup itu tidak indah, cenderung menyesakkan dada dan memunculkan perasaan tidak enak dan lain sebagainya. Menangis ketika sedang ditimpa masalah adalah sesuatu yang wajar. Hal tersebut bukanlah sebuah aib, terlebih lagi bila mengingat bahwa kita semua adalah manusia biasa yang punya keterbatasan. Namun meskipun demikian, kita harus tetap berusaha untuk bisa berdamai dengan kenyataan hidup.
Faktanya, tidak sedikit orang yang cenderung sulit untuk menerima kenyataan hidupnya sendiri. Banyak sekali orang yang merasa sangat berat menanggung beban hidupnya hingga akhirnya depresi, bahkan ada pula yang mendekam di penjara dan berakhir di rumah sakit jiwa. Padahal semua itu seharusnya tidak perlui terjadi jika kita bisa menerima kenyataan hidup kita sendiri. Berpikirlah bahwa kita bukan satu-satunya orang yang menderita di jagad ini. Bersyukurlah bahwa di luar sana masih ada orang yang bisa jadi lebih menderita daripada kita. Berpikirlah dengan rasional juga bahwa bukan hanya kita yang harus bekerja membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hanya saja yang membedakan adalah tingkat ketahanan kita, apakah kita bisa menerima semuanya dengan sabar, ataukah tidak? Apakah kita bisa berdamai dengan kenyataan hidup ataukah cenderung depresi menerima kenyataan hidup kita yang sepahit empedu?
Mungkin kita pernah sesekali protes kepada Tuhan, menolak mengapa semua ini harus terjadi kepada kita? Pasalnya, kalau semua orang ditanyai terlebih dahulu apakah dia mau hidup susah di dunia? Apakah dia mau hidup miskin dan menderita di dunia? Maka tidak ada satupun manusia yang mau dilahirkan dalam keadaan serba kekurangan dan serba kesulitan. Di sinilah kita harus mengakui kelemahan kita, bahwa kita ini hanya makhluk Tuhan yang tidak punya daya dan upaya untuk merubah apa yang sudah ditetapkan-Nya. Kita hanya terus bisa berdoa dan berusaha agar suatu hari nanti kita bisa berdamai dengan kenyataan hidup kita sendiri.
Marilah kita isi hari-hari kita dengan selalu berpositif thinking. Daripada memperburuk keadaan dengan selalu mengkhawatirkan kondisi hidup kita, bukankah akan jauh lebih baik jika kita bisa menerima kenyataan hidup yang mungkin sangat kecil kemungkinannya untuk diubah. Percayalah saja bahwa Tuhan pasti sudah memiliki skenario yang terbaik untuk hidup kita ini. Percayalah bahwa Tuhan pasti sudah merancang jalan hidup kita. Tuhan sudah menuliskan apa yang akan terjadi kepada detik ini, kejadian buruk apa yang akan menimpa kita hari ini dan tentunya Tuhan pasti juga sudah menuliskan kejadian baik dan membahagiakan yang akan kita alami suatu hari nanti. Pemikiran-pemikiran sederhana semacam itulah yang sebenarnya bisa membantu kita untuk bisa berdamai dengan dengan kenyataan hidup.
Jangan menangis dan jangan bersedih. Hadapi ujian apapun bentuknya dengan kesabaran. Hadapilah kenyataan hidup kita dengan selalu berbesar hati. Percayalah, penderitaan dan kenyataan pahit yang kita alami ini tidak akan abadi. Suatu hari nanti, air mata kita akan digantikan dengan senyum kebahagiaan. Jika kita merasa masih susah untuk menerima kenyataan hidup, maka bacalah buku Berdamai Dengan Kenyataan Hidup: The Art of Life: Bangkit dari Kegagalan dan Raih Kesuksesan Karya Dewi Indra P. Banyak sekali manfaat positif yang diberikan oleh buku ini. Cara membelinya bagaimana? Cukup klik saja di sini. Terima kasih sudah membaca artikel ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Komentar
Posting Komentar