Seandainya saja ada yang bertanya, kehidupan seperti apakah yang kalian mau? Pastinya kita bakalan menjawab “kehidupan yang indah”. Sangat normal jika kebanyakan manusia selalu ingin hidupnya yang berjalan indah, mulus, tanpa hambatan apapun. Tapi sayangnya, hidup tidaklah seperti itu. Adakalanya ada kegetiran dan kepahitan dalam hidup kita. Semua itu tidak akan bisa kita jalani dengan baik jika kita tidak mau berlapang dada menerima kepahitan itu. Semua itu tidak akan bisa kita lewati jika kita tidak bisa berdamai dengan diri kiti sendiri.
Menerima kenyataan pahit itu bukanlah sesuatu yang tidak bermanfaat. Ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan jika kita bisa menerima kenyataan pahit di dalam hidup kita. Salah satu dari manfaat tersebut adalah hikmah atau nilai pesan dari kepahitan hidup yang kita rasakan. Berikut ini adalah beberapa nilai yang akan kita dapatkan jika kita bisa berdamai dengan diri sendiri dan kenyataan pahit di dalam hidup kita.
Pertama, hidup adalah timer. Pada dasarnya setiap orang yang lahir di dunia ini sudah memiliki timernya sendiri-sendiri. Saat ini, sebenarnya kita sedang menghitung mundur jatah hidup kita yang kita sendiri tidak tahu kapan berakhirnya. Seandainya saja kita bisa berdamai dengan diri sendiri dan tidak pernah mengeluhkan tentang kepahitan hidup yang kita rasakan, maka kita akan bisa dengan indah menikmati timer kita. Hidup ini berasa tidak ada beban sama sekali, semua benar-benar akan terasa ringan.
Kedua, tidak selamanya yang pahit itu benar-benar buruk. Sebagian besar dari kita pasti pernah minum jamu atau obat kan? Bagaimana rasanya? Pasti pahit kan? Kepahitan hidup ini terkadang bisa kita ibaratkan seperti jamu atau pil. Keduanya sama-sama pahit, tapi suatu hari nanti kita akan berterima kasih kepada keduanya karena berhasil menyembuhkan kita dari rasa sakit. Seperti itulah salah satu bentuk berdamai dengan diri sendiri, yaitu menyadari bahwa kepahitan hidup kita ini pasti tidak akan selamanya pahit. Suatu hari nanti, pasti ada hikmah yang luar biasa indahnya dari kepahitan hidup yang kita rasakan hari ini.
Ketiga, the show must goes on. Sepahit apapun kehidupan kita, segalanya pasti harus berjalan. Kita tidak boleh berdiam diri di tempat hanya karena kita tidak punya motor untuk kemana-mana. Kita tidak boleh menutup komunikasi dan mengurung diri dari berbagai macam bentuk interaksi sosial, hanya karena kita tidak ada uang untuk membeli handphone. Bangkitlah, dan segeralah berdamai dengan diri sendiri bahwa tidak semuanya harus diselesaikan dengan motor maupun handphone. Kita bisa kemana mana dengan ojek online, kan? Semakin kita membatasi ruang gerak kita, maka akan semakin pahit kenyataan hidup yang akan kita rasakan. Kita jadi susah mencari pekerjaan, kita jadi terlihat mengisolasi diri sendiri dan lain sebagainya.
Keempat, kita tidak sendiri. Seringkali kita selalu berpikir bahwa kita adalah satu-satunya orang paling menderita di dunia ini. Kita seringkali merasa bahwa kitalah satu-satunya orang paling miskin di dunia ini. Tapi cobalah lihat di luar sana, bisa saja ada yang lebih menderita dari kita. Ada yang hidupnya lebih susah. Tapi bedanya, mereka bisa berdamai dengan diri sendiri. Mereka bisa berlapang dada dengan kepahitan hidup yang mereka rasakan. Sementara kita, hanya sibuk dengan menyebarkan berita tentang kepahitan kita dan berharap ada orang berhati mulia yang mau mengulurkan tangannya untuk kita.
Kelima, tidak semua keinginan kita akan terpenuhi. Untuk bisa berdamai dengan diri sendiri, kita harus terus menanamkan di dalam diri kita sendiri bahwa tidak semua apa yang kita mau itu akan terwujud. Dunia ini bukan miliki kita seorang. Ada orang lain di luar sana yang juga pantas untuk bahagia. Inilah pentingnya bagi kita untuk tidak selalu fokus terhadap diri sendiri. Jika kita hanya memikirkan diri sendiri, maka kita akan selalu saja merasa kurang, selalu ingin terpenuhi. Tapi lihatlah juga orang lain, banyak dari mereka yang jauh lebih menderita daripada kita. Tapi mereka bahagia saja kan? Itu karena mereka lebih suka mensyukuri apa yang mereka dapatkan, bukannya terus menggerutu tentang ribuan permintaan mereka yang belum terkabulkan.
Terakhir, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Jika kita bisa berdamai dengan diri sendiri dalam menjalani kepahitan hidup, maka kita bisa tahu bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Sebelumnya, kita pasti berpikir bahwa orang kaya itu menyenangkan. Semua keinginannya bisa terwujud. Mereka bisa pergi kemana saja sesuka hati mereka, dan wajar saja jika kita selalu ingin memiliki kekayaan seperti yang mereka punya. Tapi ternyata, menjadi orang kaya bukanlah jaminan kebahagiaan hidup. Banyak anak yang merasa diabaikan karena ayahnya yang terlalu sibuk bekerja, banyak isteri yang khawatir suaminya selingkuh lagi karena hidup berlimpah harta, banyak sekali kekayaan suami yang tiba-tiba ludes karena isterinya yang gila belanja, dan sebagainya. Jadi dimana kebahagiaan itu? Kebahagiaan itu ada di hati, yaitu ketika kita bisa bersyukur dan menerima segala yang diberikan Tuhan dalam hidup kita.
Hidup itu memang berat, tidak ada kehidupan yang benar-benar mudah. Tapi percayalah, setiap orang pasti punya tantangan tersendiri, tergantung kemampuannya dalam menghadapi tantangan tersebut. Tidak ada yang benar-benar sulit selama kita bisa menerima apa yang memang sepantasnya kita terima. Namun hal ini bukan berarti bahwa kita tidak boleh berusaha. Kita tetap harus melakukan yang terbaik, dan menyerahkan semua kepada Sang Pemilik Kehidupan. Bagi kalian yang ingin tahu lebih banyak lagi seputar berdamai dengan diri sendiri dalam menjalani kepahitan hidup, silakan klik di sini.
Komentar
Posting Komentar