Langsung ke konten utama

Toxic Masculinity, Sebuah Norma Sosial yang Berdampak Buruk Bagi Mental Laki-Laki (Bagian 2 - Tamat)



Keempat, men must be able to deal with their own problems. Kalimat ini adalah alasan mengapa di luar sana ada beberapa pria yang sering diejek ketika curhat mengenai masalahnya, “Cowok kok curhat? Cowok itu harus tegar! Nggak boleh lemah macam ini!” Tidak ada salahnya dengan mencurahkan perasaan kita atau apa yang sedang kita alami kepada orang lain. Ini bukan masalah tidak bisa menghadapi masalah, bahkan dengan curhat sebenarnya kita sedang mengatasi masalah kita sendiri. Kekesalan, emosi, kecewa dan lainnya akan meradang jika hanya disimpan di dalam hati. Hal tersebut bisa saja memicu depresi, serangan jantung dan lain sebagainya. Jadi anggapan bahwa seorang pria tidak boleh curhat itu adalah sebuah toxic masculinity yang harus kita lawan. Jangan pernah lagi katakan “Halah, cowok kok galau urusan pacar! Cemen!” kepada seorang pria yang sedang curhat, karena yang butuh advice atau saran itu bukan wanita saja, laki-laki juga berhak mendapatkan saran agar hidupnya jauh lebih baik, dan tentunya agar dia dapat menyelesaikan masalahnya dengan sebaik mungkin dan sebijaksana mungkin.

Curhat adalah bentuk dari cara kita mengatasi depresi kita, tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin kita. Anggapan bahwa lelaki itu tidak boleh menangis adalah sebuah toxic masculinity yang menyesatkan. Setiap orang butuh untuk terbebas dari depresi dan stress berat yang dialaminya. Saat ini, jika kalian sedang merasa depresi dan tidak tahu harus berbuat apa, maka bacalah buku Terapi Depresi. Di buku itu, kalian bisa tahu berbagai hal tentang cara mengatasi depresi. Jika kalian tertarik dan sangat ingin mendapatkannya, silakan saja klik di sini.

Kelima, men are prohibited from wearing pink clothes. Bentuk toxic masculinity yang juga sering beredar di masyarakat adalah pria tidak boleh memakai baju yang berwarna pink. Mereka sering menyebut pria yang memakai baju pink dengan julukkan The Pinky Boy. Mereka beranggapan kalo pinky boy itu cewek banget atau lelaki dengan bibit feminim yang mencolok. Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa menolak menggunakan warna pink atas alasan harga diri. Padahal, tidak ada hukum atau larangan seorang pria mengenakan baju berwarna pink. Jika kamu seorang pria dan ingin memakai baju berwarna pink, maka pakai saja. Jangan takut dianggap girly. Dalam hidup ini, salah satu hal yang kita cari adalah kenyamanan. Do whatever makes you comfortable, as long as it doesn't violate legal norms and religious norms, lakukan apa saja yang membuatmu nyaman selama tidak melanggar norma hukum dan juga norma agama.

Terakhir, men shouldn't be neat. Pernahkah kalian melihat pria yang berpenampilan rapih? Misalnya dengan mengenakan kemeja lengan panjang yang sudah diseterika rapih, dengan celana kain yang mulus, dan juga rambut rapih yang dilapisi pomade? Apa anggapan kalian mengenai penampilan si pria tersebut. Asal kalian tahu nih, di luaran sana ada sebuah toxic masculinity yang mengatakan bahwa seorang pria itu tidak boleh rapih, men shouldn’t be neat! Laki-laki itu harus kasar, should be rude! Sekali lagi, tidak pernah ada undang-undang atau batasan-batasan bagi seseorang untuk berpakaian, terutama bila batasan tersebut berkaitan dengan agama seseorang. Selama kita bisa menyesuaikan pakaian kita dengan tempat yang tepat atau acara yang tepat, itu syah syah saja. Kecuali kalau ada seseorang yang ke kampus dengan mengenakan bikini atau pakaian renang, maka orang semacam itulah yang layak untuk dikritik, bukannya seorang pria yang mencoba terlihat lembut dengan berpenampilan rapih.

Demikian tadi beberapa bentuk dari toxic masculinity yang perlu kita ketahui. Saat ini, sudah saatnya bagi kita untuk memberikan konsep yang benar mengenai maskulinitas. Penting juga bagi kita untuk terus menyerukan dan mempromosikan healthy masculinity, atau positive masculinity. Hal itu tidak hanya bermanfaat bagi laki-laki, tetapi pemahaman maskulinitas yang sehat bermanfaat pada upaya menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan juga pada anak-anak. Terima kasih sudah membaca artikel ini dan semoga saja artikel ini bisa memberikan manfaat bagi kita, aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berdamai Dengan Diri Sendiri Dalam Kepahitan Hidup

Seandainya saja ada yang bertanya, kehidupan seperti apakah yang kalian mau? Pastinya kita bakalan menjawab “kehidupan yang indah”. Sangat normal jika kebanyakan manusia selalu ingin hidupnya yang berjalan indah, mulus, tanpa hambatan apapun. Tapi sayangnya, hidup tidaklah seperti itu. Adakalanya ada kegetiran dan kepahitan dalam hidup kita. Semua itu tidak akan bisa kita jalani dengan baik jika kita tidak mau berlapang dada menerima kepahitan itu. Semua itu tidak akan bisa kita lewati jika kita tidak bisa berdamai dengan diri kiti sendiri. Menerima kenyataan pahit itu bukanlah sesuatu yang tidak bermanfaat. Ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan jika kita bisa menerima kenyataan pahit di dalam hidup kita. Salah satu dari manfaat tersebut adalah hikmah atau nilai pesan dari kepahitan hidup yang kita rasakan. Berikut ini adalah beberapa nilai yang akan kita dapatkan jika kita bisa berdamai dengan diri sendiri dan kenyataan pahit di dalam hidup kita. Pertama, hidup adalah...

Terapi Depresi dengan Menulis dan Bercerita

Depresi adalah hal sangat mungkin terjadi kepada siapapun. Tidak muda, tua, kaya, miskin semuanya pasti rentan akan depresi. Tingkat kesibukan yang sangat tinggi, masalah yang selalu datang silih berganti, berat beban pekerjaan yang tak kunjung habis, dan lingkungan yang kurang kondusif dapat menjadi penyebabnya. Tentunya, kita tidak boleh tinggal diam begitu saja. Kita tidak boleh terlalu lama membiarkan depresi menyerang kita. Setidaknya, kita harus berusaha melakukan serangkaian terapi agar kita terbebas dari depresi yang membelenggu kita. Adapun salah satu terapi depresi yang dianggap sangat manjur untuk menghilangkan depresi kita adalah dengan menulis ekspresif. Ketika kita sedang menulis, sebenarnya kita sedang menyalurkan apa yang ada di dalam otak kita ke dalam bentuk tulisan. Dengan menulis, kita bisa merasa sedikit lebih tenang dan nyaman. Proses menulis sebenarnya sedikit sama dengan proses bercerita, intinya kita sedang menyalurkan semua perasaan kita, beban kita ke dalam s...

Pentingnya Selalu Berpikir Besar dan Bertindak Besar

Kalian pasti sering mendengar istilah “zona aman” kan? Percaya nggak percaya, suka atau nggak suka, kita harus mengakui bahwa kebanyakan dari kita memang cenderung suka berada di zona aman. Kita harus mau mengakui bahwa di luar sana, tidak sedikit orang yang takut untuk memikirkan hal-hal besar. Khususnya bagi mereka yang tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Karena malas memikirkan sesuatu yang besar, maka mereka pun malas untuk memiliki cita-cita yang tinggi. Seandainya saja mereka memiliki cita-cita yang tinggi, mereka langsung mematahkan cita-citanya tersebut dengan berkaca kepada kondisi mereka. Misalnya dengan berkata, “Bagaimana mungkin aku menjadi pengusaha? Aku cuman lulusan SD.” Inilah mengapa sangat penting bagi kita untuk memiliki pemikiran yang besar, agar kita pun juga bisa bertindak besar. Berpikir dan bertindak besar itu adalah sebuah tindakan yang super hebat. Dengan bertindak besar, maka kita pun bisa menjadi orang yang besar pula. Salah satu contohnya adal...