Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah debat kan? Debat adalah sebuah kegiatan yang mengandalkan ketajaman pikiran dan juga keluasan wawasan yang kemudian dituangkan dalam kata-kata. Namun banyak dari kita yang masih berpikir bahwa debat itu hanyalah adu mulut belaka. Padahal, faktanya tidaklah seperti itu. Dalam berdebat, kita juga harus menunjukkan kesan intelektualitas yang tinggi, ada sopan santunnya dan beberapa strategi lainnya, sehingga debat lebih berkelas dan memiliki level yang lebih tinggi dari sekedar adu mulut biasa. Lalu strategi apa saja yang harus diketahui sebelum kita berdebat? Berikut ini adalah beberapa strategi yang harus kita miliki, sehingga bisa membuat berdebat itu lebih seru, lebih berkelas dan tentunya lebih mudah.
Pertama, berpikir seperti juri debat. Menurut kalian, dalam perdebatan itu suara siapa yang pada akhirnya nanti akan didengar? Suara kita? Lawan kita ataukah juri debat? Dalam sebuah perdebatan, kita harus memahami bahwa pada akhirnya bukan suara kita yang akan didengar, tapi suara dari juri debat. Untuk kita, berdebat itu tidak melulu harus mengeluarkan argumen menurut sudut pandang kita, tapi argumen itu harus dikeluarkan dengan netral. Akan tetapi argumen kita tersebut tetap harus mengandung nilai-nilai kebaikan, pesan-pesan moral positif yang bisa menginspirasi audiens dan meyakinkan audiens sehingga mereka sependapat dengan apa yang kita sampaikan.
Kedua, seranglah pendapatnya, bukan orangnya. Ketika kita sedang berdebat, terkadang kita sering keluar dari ring, kita sering lepas kendali. Keinginan kita untuk menjadi pemenang dalam sebuah perdebatan membuat kita lepas kontrol sampai harus menjatuhkan seseorang secara personal. Misalnya dengan berkata, “Pendapatnya itu sama sekali tidak masuk akal! Apa yang diketahui oleh seseorang yang tidak tahu masalah ekonomi seperti dia? Kita tahu bahwa dia hanyalah lulusan madrasah” dan lain sebagainya. Kalimat semacam itu sudah merendahkan dan menjatuhkan lawan bicara kita. Berdebat itu tidak harus seperti itu, kita harus menyerang dan mematahkan pendapat dari lawan kita, bukan menjatuhkan harga diri lawan kita.
Ketiga, jangan pernah terlena dengan argumen kita sendiri. Kebanyakan orang selalu yakin bahwa pendapatnya itu adalah yang paling benar, dan sifat semacam itulah yang harus kita hindari. Jangan pernah terlena dengan argumen atau data yang kita paparkan dalam sebuah perdebatan. Hal ini dikarenakan benar atau salah itu adalah sesuatu yang tidak bisa kita tentukan sendiri, benar dan salah itu sifatnya relatif. Apa yang menurut kita benar, belum tentu akan dibenarkan pula oleh para audiens. Maka dari itu, sampaikanlah argumen dengan semangat ingin memberitahu, bukan ingin membenarkan argumen kita sendiri.
Berdebat itu intinya adalah berusaha mempengaruhi orang lain. Jelaskan argumen kita dengan juga membawa fakta. Jangan sampai argumen kita seperti balon, terlihat berat tapi nggak ada isinya sama sekali. Gunakanlah semua kemampuan kita untuk mempengaruhi lawan kita dan audiens sehingga mereka bisa sependapat dengan kita. Jika kalian tidak tahu bagaimana caranya mempengaruhi orang lain, kalian bisa dapetin ilmunya dari buku Seni Memengaruhi & Menaklukkan Orang Lain karya dari Rifian Candra Kusuma, S.Psi. Untuk bisa mendapatkan buku keren tersebut, kalian bisa klik di sini.
Komentar
Posting Komentar