Setiap
orang pasti punya masa lalu. Entah itu masa lalunya semanis madu, ataukah
sepahit jamu. Pahit ataupun manis, semua itu hanyalah masa lalu. Tidak sepantasnya
jika masa lalu itu membuat kita terpenjara, merasa sulit bernafas, sulit
bergerak dan akhirnya membuat kita mati gaya dan tidak bisa berbuat apa-apa
lagi. Ngomong kayak gitu mungkin memang terdengar sangat mudah. Tapi faktanya,
masih banyak dari kita yang sulit untuk melepaskan jeruji masa lalu. Masih banyak
dari kita yang sulit untuk berdamai dengan masa lalu.
Banyak dari mereka yang masih memelihara rasa sakit dari masa lalu mereka. Mereka masih mendendam, masih merasa malu, masih merasa senang dan lain sebagainya. Perasaan semacam itulah yang kemudian membuat mereka terlalu larut dalam putaran waktu yang sebenarnya tidak bisa diulang kembali. Orang yang semacam itu, tidak akan pernah bisa menang melawan masa lalunya. Mau tidak mau, mereka harus mengibarkan bendera putih dan segera menyatakan kekalahannya. Lalu, bagaimana sebenarnya cara berdamai dengan masa lalu itu?
Pertama,
lepaskan emosimu sekarang juga. Ada anggapan yang salah di masyarakat, mereka
bilang menangis itu sesuatu yang memalukan. Hapuslah anggapan semacam itu dari
pikiranmu. Jika kamu ingin menangis, maka menangislah. Menangislah sekeras mungkin,
habiskan persediaan airmatamu. Setelah kamu menangis, kamu akan merasa lega.
Akhirnya, kamu akan merasa bahwa semua baik-baik saja. Kamu akan merasa bahwa
kamu sudah bisa berdamai dengan masa lalu kamu sendiri.
Kedua,
cobalah berpikir positif. Kita hanyalah manusia biasa, yang tidak tahu apa yang
sedang direncanakan Tuhan. Berpikirlah positif bahwa sebenarnya kita ini sama
dengan pemain-pemain film di luar sana. Kita sama-sama sedang memerankan sebuah
tokoh yang sudah ditetapkan oleh Tuhan, bahagia ataukah sedih, semua itu sudah
menjadi ketetapan-Nya. Hanya saja, yang membedakan adalah jika pemain sinetron
di luar sana, sudah tahu akhir ceritanya dari awal. Sedangkan kita, baru bisa
tahu hikmah dari sebuah peran, setelah kita memerankannya. Jika hati kita bisa berpikir
positif dan menerima apapun ketetapan-Nya, maka kita pasti akan lebih mudah
untuk berdamai dengan masa lalu kita sendiri.
Ketiga,
semua itu ada pelajarannya, dan ambil pelajaran itu. Sebagai contoh, misalnya
kamu terlalu bersedih hati karena kehilangan salah satu sahabat terbaikmu. Anggap
saja, sahabat itu meninggalkanmu setelah tahu bahwa kamu punya sisi negatif
yang tidak bisa dimaafkannya. Untuk apa bersedih hanya karena masalah sesederhana
itu. Kepergian sahabatmu itu sudah menjadi sebuah pelajaran yang sangat
berharga untukmu. Setidaknya, kamu sudah tahu bahwa dia bukanlah sahabat yang
baik. Ingat, sahabat yang baik itu adalah mereka yang bisa menerimamu apa
sajanya. Sahabat terbaik itu adalah mereka yang tidak meninggalanmu ketika kamu sedang terpuruk. Mereka akan mengulurkan tangannya kepadamu dan berkata, "Ayolah, aku bantu kamu melalui semua ini dengan baik. Ambil pelajaran hebat dari peristiwa itu. Biarkan saja dia pergi. Setidaknya
kamu masih punya Tuhan yang bisa menerimamu tanpa syarat dan ketentuan berlaku.
Sekali lagi, dengan demikian maka kamu bisa lebih mudah untuk berdamai
dengan masa lalu kamu sendiri.
Keempat, jangan terlalu larut dalam keadaan. Berdiam diri di kamar dan meratapi masa lalu bukanlah cara paling bagus untuk menghadapi masa lalu. Bangkitlah, setiap orang punya masa lalunya sendiri-sendiri. Anggap saja masa lalu itu adalah air panas, dan kita bisa memilih mau jadi kentang atau telur. Telur bisa mengeras jika terkena air panas, dan kentang akan melunak jika terkena air panas. Pilih saja, mental kita ini mental telur rebus atau kentang rebus? Lagipula, untuk apa kita harus larut dalam masalah? Ingat bro! Kita ini manusia, bukannya Adem Sari yang mudah larut dalam air. Jika kita tidak mudah larut dalam keadaan, maka kita pasti akan lebih mudah untuk berdamai dengan masa lalu kita sendiri.
Terakhir,
stop blaming yourself atau berhentilah menyalahkan dirimu sendiri. Biasanya, kita
sering menyalahkan diri kita sendiri ketika sesuatu yang buruk terjadi di dalam
hidup kita. Seperti misalnya dengan mengatakan, “Oh, apakah dia meninggalkanku
setelah dia tahu bahwa aku ini seorang yang tidak berakhlak baik?” Hal semacam inilah
yang bisa membuat kita semakin trauma dan sakit hati dengan kepahitan masa lalu
kita. Rubahlah cara pandang primitif semacam itu. Ini hidupmu, kamulah yang
memegang kendali atas hidup kamu sendiri. Jika kamu bisa mengendalikan hidupmu
sendiri, maka kamu akan bisa lebih mudah untuk berdamai dengan masa lalu kamu
sendiri.
Ada
sebuah quote berdamai dengan masa lalu yang mungkin bisa sangat pas untuk
kita yaitu, salah satu tanda bahwa kita sudah bisa move on adalah ketika kita
sudah bisa berdamai dengan masa lalu kita sendiri. Jadi, apa yang kamu tangisi
sekarang? Bangkitlah, buanglah masa lalu kamu pada tempatnya. Jika masa lalu mu
itu adalah sampah, maka buanglah ke tempat sampah. Jika menurutmu masa lalumu
itu adalah sesuatu yang busuk, maka kuburlah masa lalumu itu dalam-dalam. Ambil
hikmah dari masalahmu sendiri dan ingatlah bahwa apapun itu masalahmu, seberat
apapun itu masalahmu, kamu punya hak untuk merasa bahagia. Untuk tahu tips-tips
lainnya tentang berdamai dengan masalalu, silahkan klik di sini
Komentar
Posting Komentar