Langsung ke konten utama

Berdamai Dengan Diri Sendiri dan Jangan Salahkan Takdirmu

 


Berapa banyak dari kita yang pernah mengalami masa-masa buruk dalam hidup kita? Berapa kali kita menjadi korban atas kehidupan ini? Pencemaran nama baik, sakit yang tak kunjung sembuh, kesepian dan lain sebagainya. Berapa kali kita menangis di sudut kamar meratapi dunia yang seakan-akan tidak pernah berpihak kepada kita. Berapa kali kita terus menyalahkan takdir dan berteriak lantang bahwa takdir ini sangat kejam. Berapa kali kita berusaha merubah segalanya, tapi justru memperburuk keadaan? Tanpa kita sadari, semakin sering kita protes terhadap keadaan, semakin pula terlihat bahwa kita tidak bisa berdamai dengan diri sendiri.

Kita bisa dikatakan berdamai dengan diri sendiri, di saat kita sudah bisa menerima takdir kita. Di saat kita tidak lagi marah-marah dengan apa yang sudah diberikan Tuhan kepada kita. Bagaimana pun juga, inilah takdir yang harus kita terima. Sebagai makhluk-Nya, kita hanya bisa menjalankan peran dari cerita yang sudah ditulis oleh-Nya. Mau tidak mau, kita harus bisa menerimamnya dengan berlapang dada. Berikut ini beberapa tips agar kita tidak melulu menyalahkan takdir;

Pertama adalah berteman baik dengan takdir hidup kita. Orang yang tidak bisa berdamai dengan diri sendiri, biasanya akan marah-marah ketika sesuatu yang buruk menimpa dirintya. Mereka pasti akan marah-marah setiap kali sesuatu yang direncanakannya tidak sesuai dengan apa yang mnereka harapkan. Mereka juga akan menganggap bahwa takdir hidupnya adalah kutukan dari Tuhan. Kita harus bisa membedakan takdir yang bisa diubah dengan takdir yang tidak bisa diubah. Ketika kita belajar dengan rajin kemudian bisa diterima di kampus terbaik, berarti takdir itu karena kerja keras kita. Tapi jika kita sudah berusaha sekuat tenaga, tapi tetap tidak bisa diterima di kampus tersebut, maka bisa dianggap bahwa bukan takdir kita untuk bisa kuliah di kampus tersebut.

Kedua, terimalah segalanya dengan lapang dada. Menerima sesuatu yang tidak kita inginkan itu memang berat. Sebuah perpisahan misalnya. Siapa sih yang bisa menerima sebuah perpisahan? Pasti tidak ada. Tapi semua akan berbeda jauh jika kita bisa berlapang dada menerima perpisahan itu. Cukup berdamai dengan diri sendiri dan yakinlah bahwa sesuatu yang indah pasti akan muncul di balik perpisahan itu. Jika kita ditinggalkan oleh teman kita karena dia tidak cocok lagi dengan karakter buruk kita, maka sepantasnyalah jika kamu bertepuk tangan karena sudah tidak lagi berteman dengannya. Melalui perpisahan ini, kamu sudah tahu wataknya yang selalu meminta sebuah kesempurnaan, padahal dia lupa bahwa tidak ada sesuatu yang seratus persen sempurna di dunia ini.

Ketiga, segeralah introspeksi diri. Setiap kali ada hal buruk yang terjadi kepada kita, maka jangan langsung menyalahkan takdir. Coba intospeksi diri terlebih dulu. Tanyakan kepada dirimu sendiri, apakah kamu sudah maksimal mengusahakannya, ataukah kamu hanya setengah hati. Ketika kamu tidak diterima dalam sebuah tes interview, maka janganlah langsung menyalahkan takdir. Segera berdamai dengan diri sendiri, siapa tahu kamu memang tidak punya talenta di dalam pekerjaan tersebut, atau bisa saja pengetahuanmu tentang pekerjaan tersebut masih kurang, mungkin ada pekerjaan yang jauh lebih baik dari pekerjaan tersebut dan masih banyak lagi.

Keempat, selalu bersyukur terhadap hal buruk yang terjadi kepada kita. Pernah melihat film Final Destination di tahun 2000? Dalam film tersebut ada adegan dimana seseorang tanpa sengaja ketinggalan pesawat. Pada awalnya dia kecewa ada orang aneh yang meramalkan bahwa ada sesuatu yang buruk dalam pesawat tersebut. Ternyata benar, pesawat tersebut mengalami kecelakaan. Jika kita bisa berdamai dengan diri sendiri, pasti kita bisa memahami hal-hal semacam itu. Jangan sedih, jangan marah ketika kita tidak bisa menikahi seseorang. Siapa tahu orang tersebut bukan yang terbaik bagi kita. Bisa saja, dia hanya main-main dengan kita dan Tuhan sudah menyiapkan seseorang yang lebih serius lagi untuk bahagia bersama kita sampai maut memisahkan.

Kelima, sadarlah bahwa di dunia ini selalu dua sisi kehidupan yaitu positif dan negatif. Percayalah, bahwa yang terjadi kepada tidaklah selalu yang negatif, suatu hari nanti pasti ada juga hal positif yang terjadi kepada diri kita. Orang-orang yang tidak bisa berdamai dengan diri sendiri, pasti akan menangis semalam setelah ia berpisah dengan orang yang paling dicintainya. Dia lupa, bahwa ritme kehidupan memang seperti itu. Ketika ada seseorang yang pergi, pasti akan ada yang datang lagi di dalam kehidupan kita. Selalu seperti itu, tidak akan pernah berubah. Orang tidak akan selamanya ada di sisi kita, kelak dia pasti akan meninggalkan kita dan mau tidak mau kita harus bersiap-siap menyambut kedatangan orang yang baru di dalam kehidupan kita.

Terakhir, jangan pernah menyalahkan orang lain. Jika kita sudah bisa berdamai dengan diri sendiri dan menerima takdir hidup kita, maka kita tidak akan pernah menyalahkan oranglain untuk hal buruk yang menimpa kita. Misalnya saja, kita telah menonton bioskop, maka janganlah berkata, “Gara-gara kamu sih! Coba tadi dandannya nggak kelamaan, pasti kita tidak akan terlewatkan film 3 Pocong Idiot!” Percayalah, bahwa mungkin bukan takdirmu untuk bisa melihat film 3 Pocong Idiot. Mungkin Tuhan memang sudah menakdirkan kamu untuk tidak melihat film itu. So, please don’t blame someone else, jangan menyalahkan orang lain, cukup terima saja apa yang sudah menjadi takdirmu. Siapa tahu ada hikmah terbaik di balik kegagalan kamu melihat film kesukaanmu itu.

Demikian tadi beberapa tips berdamai dengan diri sendiri dalam sebuah takdir. Jika kalian masih ingin mendapatkan tips berbagai hal tentang berdamai dengan takdir, maka kalian bisa klik di sini. Terima kasih, semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berdamai Dengan Rasa Malas Untuk Bisa Lebih Produktif

  Sifat malas adalah sebuah batu besar yang bisa menghalangi tujuan seseorang untuk meraih kesuksesan. Inilah mengapa kita harus terus berusaha keras untuk bisa menghilangkan sifat malas. Masalahnya, banyak sekali orang yang suka menyiksa dirinya sendiri, yaitu membuat cita-cita yang tinggi kemudian bermalas-malasan, tidak ada usaha untuk mewujudkan cita-citanya tersebut. Perbuatan yang sedemikian itu sama saja dengan menyiksa diri sendiri. Seperrti itulah dunia ini sekarang, makin lama makin b anyak juga orang yang tidak punya kemampuan untuk jadi kaya - karena terlalu malas, tidak tahu apa yang diinginkannya, atau bingung apa bakatnya. Kalau sudah seperti ini, maka kita benar-benar harus bisa berdamai dengan rasa malas itu sendiri. Tanamkan di dalam otak kita bahwa sifat malas itu sama sekali tidak ada gunanya. Sifat malas hanya mengantarkan kita kepada kehancuran. Perlahan lahan, sifat malas itu akan membunuh kita. Sekali kita memelihara sifat malas, maka kita akan cenderung mengang

Berdamai dengan Diri Sendiri, Semua Tak Seburuk yang Kamu Pikirkan

Ada yang bilang bahwa apa yang terjadi di dalam hidup kita, tergantung apa yang kita pikirkan. Jika apa yang kita pikirkan baik, maka bisa dipastikan yang akan terjadi di dalam hidup kita pun yang baik-baik saja. Tapi sebaliknya, jika yang kita pikirkan adalah yang buruk-buruk, maka yang akan terjadi dalam hidup kita pun adalah yang buruk-buruk. Inilah mengapa kita selalu diminta untuk berdamai dengan apa yang kita pikirkan, berdamai dengan diri sendiri dengan tidak terlalu memikirkan hidup ini secara berlebihan. Inilah mengapa sebagian besar dari overthinker atau orang-orang yang berlebihan dalam berpikir di hidupnya, tidak pernah bisa bahagia. Di dalam dunia psikologi, overthinking atau berlebihan dalam berpikir adalah sesuatu yang tidak dianjurkan. Bahkan, overthinking dianggap sebagai perbuatan yang justru merugikan diri sendiri. Bagi kalian yang tidak bisa berdamai dengan diri sendiri dan cenderung overthinking, berikut ini adalah kutipan yang harus kalian tanamkan di

Terapi Jiwa Untuk Sembuhkan Diri Dari Mental Illness

Menjaga kesehatan itu bisa kita lakukan dengan berbagai cara yang sangat komplik. Tidak selamanya, harus selalu dengan menjaga kesehatan badan kita. Memang, mandi dua kali sehari juga merupakan salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan badan, tapi tidak untuk menjaga kesehatan jiwa kita. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan jiwa kita seperti selalu bersikap positif, selalu berpikir positif, bergabung dengan orang-orang yang bersikap dan berpikir positif, meditasi dan lain sebagainya. Namun selain cara-cara tadi, ada juga beberapa cara efektif lainnya untuk bisa menyembuhkan diri kita dari penyakit mental. Beberapa cara tersebut, sering kita sebut dengan terapi jiwa. Pertama adalah dengan terapi seni. Siapa bilang seni itu tidak bermanfaat untuk kesehatan jiwa kita? Berkesenian ternyata cukup membantu dalam releasing stress lho. Kita bisa melepaskan berbagai beban yang ada di hati dan pikiran kita melalui kesenian. Seperti misalnya seoran